Surat I Petrus ini ditujukan kepada orang – orang Kristen yang tersebar di wilayah Asia kecil bagian Utara. Wilayah itu meliputi daerah Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia, dan Bitinia. Mereka juga disebut sebagai orang – orang di perantauan (ayat 1). Maksud utama surat Petrus ini adalah untuk menguatkan iman para pembacanya yang sedang mengalami tekanan dan penganiayaan karena iman mereka kepada Kristus. Petrus mengingatkan para pembacanya akan kabar baik tentang Yesus Kristus yang merupakan jaminan dan sumber pengharapan bagi mereka. Petrus ingin meyakinkan mereka bahwa Yesus Kristus sudah mati tetapi Dia hidup kembali dan Ia juga berjanji akan datang kembali. Atas dasar itulah mereka harus rela dan tahan dalam penderitaan. Dan mereka juga menyadari bahwa penderitaan tersebut merupakan ujian tentang kesungguhan iman mereka kepada Kristus. Petrus juga hendak meyakinkan mereka bahwa Tuhan kelak akan memberi ganjaran yang setimpal.
Orang-orang Kristen yang dikirimi surat oleh Petrus biasa disebut sebagai para pendatang / orang asing di perantauan. Kemungkinan diantara mereka banyak yang memiliki status sebagai hamba. Sebagai orang Kristen di negeri asing ditambah lagi menyandang status sebagai hamba tentu bukan hal yang mudah bagi mereka pada saat itu. Kemungkinan majikan mereka itu berhati bengis atau kejam bahkan tidak punya perasaan. Dalam suratnya Petrus memerintahkan mereka yang memiliki status sebagai hamba agar menunjukkan sikap tunduk. Artinya mereka harus hormat sehormat-hormatnya kepada tuannya masing-masing walaupun tuannya itu kejam.
Menurut tafsiran Wycliffe, hanya orang yang dipenuhi oleh Roh Kuduslah yang memiliki kemampuan untuk tunduk setunduk- tunduknya kepada perintah tuannya. Orang tersebut sanggup melakukan tindakan yang tidak masuk akal itu yaitu dengan tetap memberi hormat walaupun tuannya bersikap kejam kepadanya. Sikap hamba yang demikian disebut sebagai kasih karunia. Kasih karunia terjemahan dari bahasa Yunani, Charis. Kata Charis memiliki dua arti, yaitu kasih karunia dan kemurahan hati. Kata kharis dapat juga berarti sikap baik yang diberikan kepada pihak lain yang tidak baik. Seperti halnya sikap Allah yang baik kepada kita bukan karena kita sudah terlebih dahulu berbuat baik kepada Allah. Tetapi Allah sendiri di dalam Yesus Kristus mau mengasihi kita dengan menanggung semua kesalahan dan kelemahan kita. Allah di dalam Kristus berkenan menanggung penderitaan kita. sebenarnya ini adalah salah satu bentuk ketidakadilan. Hal seperti ini disebut sebagai kasih karunia.
Pada saat menjelang penyaliban Yesus, Pontius Pilatus gubernur di wilayah Yudea dalam Yohanes 18:38b menyatakan bahwa dalam diri Yesus tidak ditemukan satu kesalahanpun. Tetapi Yesus tetap disalibkan. Jika dilihat dari sudut pandang hukum jelas ini adalah satu bentuk ketidakadilan. Namun secara iman bahwa peristiwa penyaliban Kristus adalah bentuk ketaatan Kristus pada Allah. Ketaatan Kristus pada Allah Bapa-Nya itu untuk memperdamaikan manusia yang berdosa dengan Allah yang kudus. Dengan demikian kita yang percaya beroleh selamat. Jelas bukan bahwa karya Kristus adalah bentuk keteladanan bagi kita. Sebagai orang percaya kita pun dipanggil-Nya untuk mengikuti teladan Kristus untuk taat kepada Allah. Yesus Kristus Sang Gembala yang baik Ia rela menderita, Ia rela memikul dosa manusia. Kita pun percaya bahwa hingga saat ini Yesus hadir dalam kehidupan kita dan turut merasakan penderitaan kita. Penderitaan karena ketaatan kepada Allah adalah kasih karunia.
Untuk Didiskusikan:
1. Apa saja yang dapat dikategorikan sebagai bentuk penderitaan karena ketaatan kepada Allah? Silahkan mendiskusikan hal tersebut berdasarkan pengalaman Saudara.
2. Bagaimana sikap Saudara jika harus mengalami penderitaan karena ketidakadilan. Mohon jelaskan!