History

Sejarah GKP Kampung Sawah

Dalam sejarah pertumbuhan jemaat-jemaat Gereja Kristen Pasundan, Khususnya Jemaat Kampung Sawah, antara lain: “Gunung Putri, Cigelam, Cikuya, Cakung, Tanah Tinggi, Kampung Sawah, Pondok Melati dll” seringkali disebut sebagai “Jemaat-jemaat Anthing”, karena jemaat-jemaat itu merupakan pos-pos Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Mr.F. L.Anthing (Frederik Lodewijk Anthing).

Dalam sejarah pertumbuhan jemaat-jemaat Gereja Kristen Pasundan, Khususnya Jemaat Kampung Sawah, antara lain: “Gunung Putri, Cigelam, Cikuya, Cakung, Tanah Tinggi, Kampung Sawah, Pondok Melati dll” seringkali disebut sebagai “Jemaat-jemaat Anthing”, karena jemaat-jemaat itu merupakan pos-pos Pekabaran Injil yang dilakukan oleh Mr.F. L.Anthing (Frederik Lodewijk Anthing).

Pada tahun 1870-an, di Kampung Sawah dan Pondok Melati diceritakan telah ada beberapa orang Kristen. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa putra daerah tersebut yang telah menerima Baptisan Kudus. Anak-anak yang dibaptiskan pada tahun itu adalah : 1. Silas, 2. Nora, 3. Yohana, 4. Martin Ilang, 5. Hendrik Noron dan 6. Eni Niman.

Berdasarkan cerita-cerita para orang tua yang saat ini telah tiada, pada tahun 1886 jumlah anggota jemaat telah mencapai 104 orang yang terdiri dari beberapa kelompok. Masing-masing kelompok dipimpin oleh pimpinan kelompok, antara lain : Matias. Laban Rikin, Lukas Rikin dan yoseh Baiin. Kemudian mereka dianjurkan oleh Pendeta C. Albers agar bersatu. Atas anjuran tersebut terwujudlah jemat yang cukup besar saat itu, yang dipimpin oleh Pendeta C. Albers sendiri, dengan pusat kebaktian di rumah Laban Rikin. Dibawah kepemimpinannya jemaat dalam kuantitas semakin berkembang sehingga mencapai jumlah 179 jiwa yang tersebar di Kampung Sawah timur 51 orang, Kampung Sawah Barat 102 orang dan di Pondok Melati 26 orang.

Beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah sikap yang berkesinambungan yang harus bertumbuh dan terus dikuatkan. Dikuatkan dari berbagai cobaan atau tawaran duniawi yang menggiurkan. Dengan tegas, Paulus menyampaikan bahwa manusia tidak bermegah atas kecakapan atau kemampuannya sendiri. Sikap beriman seseorang harus dinyatakan dalam sikap percaya, rasa syukur dan kasih kepada sesama. Hanya oleh anugerah dan kasih Allah semata, kita dapat dibenarkan dan beroleh keselamatan. Marilah kita senantiasa mensyukuri anugerah tersebut dengan hidup sungguh-sungguh bagi kemuliaan Tuhan. Orang yang beriman selalu akan bermegah dalam apa yang diimani, yaitu, “Allah oleh Yesus Kristus” (Roma 5:11).

Pada tahun 1902, jemaat mendirikan rumah ibadah di kebun Bapak Lukas Rikin berukuran 13,5 x 6,5 M dan digunakan juga untuk sekolah yang diasuh oleh Zendeling A.J. Bliek.

Pada tahun 1911, rumah ibadah dipindah ke tempat sekarang, dan jemaat berada dibawah kepemimpinan Musa Rikin. Dan pada tahun 1967 Mika Rikin dan Madi Lampung memimpin jemaat Kampung Sawah. Bentuk gedung gerejapun mengalami perubahan berbentuk salib dan dasarnya ditinggikan. Pada tahun 1947 dilakukan pemugaran gedung gereja dan diperbesar menjadi 21x10 M. Jumlah anggota jemaat pada saat itu tercatat 605 orang.

Sepeninggalan Pendeta Mika Rikin, pada tahun 1972 D.Ngapon ditahbiskan menjadi Pendeta Jemaat Kampung Sawah. Kepemimpinannya berlangsung sampai dengan tahun 1980 dan pada tahun 1982 Pendeta Drajat Majan melayani di Jemaat Kampung Sawah hingga masa emeritasi. Setelah itu pada tahun 1999, Pendeta Anna Mariyani Sarniem melayani di Kampung Sawah lalu Pdt Alex F Banua, S.Th sampai dengan tanggal 16 Juni 2013 setelah itu dilayani oleh Pdt. Demianus Nataniel, M.Th sampai dengan tanggal 16 Juni 2016 Dan sampai saat ini GKP Jemaat kampung Sawah dilayani oleh Pdt. Dewi Agustina, S. Si. dan Pdt. William Alexander, S.Si. Keanggotaan jemaat Kampung Sawah saat ini : Jumlah KK: 5605 KK dengan 1.878 Jiwa dan masih terus bertambah seiring dengan waktu. Fungsionaris Jemaat: 2 Orang Pendeta dan 35 Orang Majelis Jemaat.